Ada perbedaan antara menendang bola dan menendang kucing. Sebelum menendang bola, kita bisa menduga kemana bola akan bergerak setelah ditendang. Berbeda dengan menendang kucing, sebelum menendang kucing, kita tidak tahu apakah kucingnya akan menangis, lari, melompat, mati, malu-malu kucing atau alternatif lainnya.
Meramalkan respons manusia sebelum kita bertindak, jauh lebih kompleks dibandingkan dengan meramalkan respons kucing sebab kucing tidak mengenal politik, pura-pura, balas dendam dan serangkaian hal-hal rumit lainnya.
Manusia jauh lebih kompleks dan rumit dan kompeksitas ini jugalah yang menyebabkan interaksi antar manusia menjadi penuh sentuhan seni dan kepekaan.
Emosi dan perasaan sebagian kecil memang bisa diungkapkan melalui kata-kata tetapi sebagian besar ia bersifat tidak terungkapkan dan hanya bisa dirasakan. Emosi lebih banyak bisa dimengerti kalau kita mengalaminya sendiri di lapangan: diisukan negatif oleh orang lain, tidak cocok, mau didongkel dari kursi, dipermalukan di depan umum, diomongkan negatif di belakang kita.
Sangat diragukan apabila ada orang yang memperoleh posisi yang tinggi, tanpa pernah dihempas gelombang-gelombang emosi ataupun perasaan yang membuat dirinya merasa tidak fair atau tidak adil.
Siapapun orangnya – dari penjahat sampai dengan ustad, pendeta maupun presiden– memiliki dorongan emosi, ego, harga diri, gengsi, mudah tersinggung, ketidak sabaran dengan kadar yang berbeda-beda. Sehingga, siapapun juga orangnya, ia membutuhkan kebajikan untuk mengelola dorongan-dorongan emosi dan persaannya!
Sunday, June 21, 2009
Emosi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment