Pada suatu hari seorang pemuda sedang putus asa, rasanya ia ingin sekali memutuskan untuk berhenti dari berbagai hal. Berhenti dari pekerjaannya , ingin menghentikan hubungan dengan siapa saja termasuk hubungan spiritualnya dengan Sang Pencipta.
Di dalam kesendiriannya dia tertidur dan bermimpi, dalam mimpinya dia katakan "Aku ingin berhenti hidup saya"
Dalam mimpinya dia mengadakan perjalanan jauh, pergi ke hutan. Pergi ke hutan karena dia ingin berbicara untuk yang terakhir kalinya dengan Tuhan.
Sesampainya di hutan dia berteriak "Tuhan", katanya. "Bisakah Engkau beri aku satu alasan untuk tidak berhenti?", dia berteriak dengan sekuat tenaga.
Di tengah-tengah hutan yang sepi tiba-tiba terdengar jawaban yang sangat mengejutkannya.
Suara itu berkata "Lihat ke sekelilingmu", kataNya. "Apakah engkau melihat pakis dan bambu?"
Ditengah mimpi dengan sedikit keheranan dia menjawab suara itu dengan jawaban "Ya".
Suara itu kemudian melanjutkan "Saat aku menanam pakis dan benih bambu, aku membuat suatu perawatan yang sangat baik dari mereka"
"Aku memberi mereka cahaya"
"Aku memberi mereka air"
"Sehingga dengan cepat pakis tumbuh dengan subur diatas bumi ini"
"Perhatikan warna hijaunya yang menutupi tanah, bagaikan lantai"
"Namun tidak ada yang tumbuh pada benih bambu. Tapi aku tidak menyerah terhadap bambu"
Pada tahun kedua,
"Pakis tumbuh bertumbuh lebih banyak dan berlimpah, tetapi pada benih bambu tidak ada sedikitpun pertumbuhan"
"Aku tidak pernah menyerah terhadap bambu".
Pada tahun ketiga,
"Benih bambu masih belum apa-apa, tidak ada pertumbuhan pada benih bambu"
"Tapi Aku bertekad untuk tidak akan pernah berhenti"
Pada tahun keempat,
"Lagi-lagi, benih bambu tidak terjadi apa-apa, maksudnya tidak ada tanda-tanda pertumbuhan"
"Aku tidak akan berhenti"
Lalu, pada tahun ke lima,
"Terlihat sebuah tunas yang kecil mulai muncul dari bumi"
"Sangat kecil kalau dibandingkan dengan pakis, kelihatan begitu kecil dan tidak berarti"
"Hanya dalam 6 bulan kemudian, benih bambu tumbuh tinggi hingga mencapai lebih dari 100 feet.
Bambu telah menghabiskan lima tahun untuk menumbuhkan akarnya. Akar-akarnyalah yang membuatnya kuat dan memberikan apa yang diperlukan untuk bertahan hidup.
Dalam mimpinya suara itu melanjutkan "Aku tidak akan memberikan tantangan kepada kreasi TanganKu, tantangan yang tidak bisa mereka tangani"
"Apakah kau tahu, anakku, bahwa selama ini kamu telah berjuang, kamu benar-benar telah tumbuh dengan akarmu"
"Tahukah kamu, "Saya tidak pernah menyerah terhadap bambu?"
"Seperti kepada bambu, "Aku tidak akan pernah berhenti kepadamu"
"Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain"
Tahukah kamu?
"Bahwa Bambu mempunyai tujuan yang berbeda dengan Pakis. Tetapi Pakis dan Bambulah yang membuat hutan menjadi indah."
Dengan lembut suara itu berkata,
"Kelak akan tiba waktunya, Engkau akan tumbuh tinggi!"
Mendengar peryataan tersebut sang pemuda dalam mimpinya bertanya,
"Seberapa tinggikah aku akan tumbuh?"
Suara itu menjawab,
"Apakah kamu tahu sampai seberapa tinggi bambu akan tumbuh tinggi?"
Sang pemuda menjawab,
"Bambu bertumbuh setinggi mungkin, setinggi yang dia dapat tumbuh"
Dengan lembut suara itu berkata
"Muliakan Aku setinggi mungkin, seperti bambu yang bertumbuh setinggi mungkin"
Dengan lembut suara itu berkata, "Aku pergi meninggalkan hutan dan membawa kembali cerita mengenai Pakis dan Bambu. Saya harap kata-kataKu dapat membantumu melihat bahwa Allah tidak akan pernah menyerah pada anda, atau meninggalkan anda, Allah selalu berada dekat dengan anda"
Tiba-tiba sang pemuda terbangun dalam mimpinya, dan dia merasa menyesal memiliki pemikiran putus asa.
Jumlah Kelaparan Meningkat
Kekuatan Atas Apa Yang Dipikirkan
Bungkus Kado Berwarna Emas