H1N1 Jenis Flu Yang Harus Dihindari

Sebanyak 94,512 kasus (laboratory- confirmed) dan 429 kematian karena H1N1 telah dilaporkan ke WHO dari 135 negara di dunia. Sebanyak 2657 kasus berada di Asia Tenggara, dengan detil sbb:
* 19 di Bangladesh
* 153 di India
* 28 di Indonesia
* 1 di Myanmar
* 6 di Nepal
* 22 di Sri Lanka
* 2428 di Thailand
Sebanyak 9 kematian sejauh ini dilaporkan HANYA oleh Thailand.

Kita perlu waspada terhadap perkembangan H1N1 karena influenza A (H1N1) ini adalah virus baru, di mana kebanyakan orang hanya punya sedikit atau tanpa imunitas sama sekali. Karenanya, virus ini berpotensi menyebabkan lebih banyak kasus infeksi daripada flu musiman biasa.

Kebanyakan penderita H1N1 akan mengalami sakit ringan dan sembuh hanya dengan perawatan suportif di rumah (istirahat, banyak minum, penggunaan obat penghilang sakit dan demam), tanpa penggunaan antivirus atau perawatan medis.
Kasus yang lebih serius biasanya disebabkan masalah kesehatan yang sudah ada sebelumnya dan/atau lemahnya daya tahan tubuh.
Carilah pertolongan medis jika teman-teman mengalami flu disertai sesak napas/kesulitan bernafas, atau jika sakit berlanjut sampai di atas 3 hari.
Khusus anak yang masih kecil, disarankan untuk mencari pertolongan medis jika anak sesak, mengalami demam yang berkelanjutan atau kejang.

Perlu diingat bahwa H1N1 sudah dapat menular dari manusia ke manusia. Penularannya semudah flu biasa, melalui paparan saat batuk atau bersin.
Droplet mengandung virus dapat pula mengkontaminasi tangan atau berbagai permukaan di sekitar kita (meja, pegangan pintu, dll).
Karenanya jika teman-teman sakit, jangan lupa menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, tinggal/istirahat di rumah, sering mencuci tangan, dan sedapat mungkin jaga jarak min 1 meter dengan orang sehat, seringlah membersihkan berbagai permukaan yang mungkin terkontaminasi di sekitar kita.

Kabar resmi dari WHO menyebutkan sampai saat ini, belum ada bukti yang cukup solid tentang virus yang sudah resisten terhadap antiviral. Karena itu tidak ada perubahan atas panduan pengobatan klinis dari WHO. Antivirus tetap merupakan komponen penting jika direkomendasikan oleh tenaga kesehatan professional.