Saya mendapatkan email dari teman di milis membuat saya sangat terharu saat membacanya. Karena itu saya ingin membagikannya buat teman-teman. Baca yach, sangat menyentuh banget lho, memberi semangat untuk tidak gampang pustus asa. Percaya deh setelah membacanya, ada kembali semangat juang!
Senin (10/11) sekitar pukul 19.30, siswi kelas 9A SMP Masa Depan Cerah (MDC) itu menutup mata untuk selama-lamanya di RS Darmo,Surabaya. Mela pergi menghadap Tuhan tepat dua bulan lebih sehari setelah merayakan ulang tahun ke-14. Siapa itu Mela? Melathia Eldad Tjendera, Seorang gadis biasa yang energetic. Aktif di gereja. Namun sayang, pada usianya yang ke-13, Dia dinyatakan menderita osteosarcoma (kanker tulang). Sebuah penyakit yg terlalu berat untuk seorang gadis berumur 13 tahun. Bulan Maret 2007, ia menjalani sebuah operasi penggantian tulang kaki. Sebuah batang Titanium berada di dalam kakinya guna menopang tubuhnya. Membayangkannya saja, sudah terasa sakit sekalii…
Mela pun merasakan hal yang serupa. Pada saat menjalani operasi di Singapore, ia pun sampai berteriakk “Tuhannn..Mela ga kuat Tuhann….” Setelah semua itu berakhir, Mela pun kembali ke Surabaya untuk menjalani kehidupannya layaknya seorang gadis remaja berumur 14. Ia pun sempat berkata, “Mela GA AKAN PERNAH MENYERAH.. Mela ingin semua orang yang punya sakit seperti Mela ga pernah menyerah..” Bahkan, Senyum pun masih terpancar di wajahnya. Sesuatu yg sulit dilakukan bagi seseorang yang ,mengalami cobaan yang seperti itu.
Setibanya di Surabaya, segerombol sahabat Mela sudah tak sabar menantikan kedatangan Mela. Mereka sangat menyayangi sahabatnya itu. Mela pun kembali ke sekolah seperti dulu. Ia pun mulai mengejar pelajarannya yang tertinggal selama ia berobat di Singapore. Sahabat-sahabatnya pun selalu setia membantu Mela.
(Jawapos, 12 November 2008).
Menurut Ibunda Mela, Sejak awal bulan lalu, (Oktober 2008) kondisi Mela menurun. Itu diketahui ketika Mela tengah menikmati liburan sekolah di Jakarta. Setelah berjalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan, penggemar penyanyi Korea BoA tersebut mengeluh sakit pada kaki kiri. Rasa sakit itu tak tertahankan sampai membuat Mela berteriak.
Menghindari kemungkinan lebih buruk, Yulie berniat lekas pulang ke Surabaya. Namun, hal itu tidak bisa segera diwujudkan. Yulie yang juga pengusaha katering harus menunggu kedatangan suaminya yang tengah berada di luar negeri. "Begitu suami datang, kami langsung terbang ke Surabaya," katanya.
Sebuah ambulans langsung menyambut kedatangan mereka begitu menapak di Surabaya. Khawatir dengan kondisi sang buah hati ditambah ketidaktahuan terhadap apa yang harus dilakukan, keluarga memutuskan melarikan Mela ke RS Darmo.
Dari pemeriksaan, menurut dokter, rasa sakit itu disebabkan otot kaki Mela mengalami kram. Penyebabnya, otot-otot kaki Mela jarang dilatih. Untuk mengatasi kram tersebut, Mela diinapkan di rumah sakit. Selama seminggu di sana, Mela menjalani terapi fisik. Kondisi penggemar warna biru itu berangsur membaik sehingga diizinkan pulang.
Hanya, tak lama setelah keluar dari RS, Mela terserang batuk. Bukan batuk biasa. Tapi, batuk berdahak yang mengeluarkan darah. Bocah yang punya hobi kerajinan tangan craft itu juga mengeluhkan napasnya yang mulai sesak.
Melihat kondisi itu, hati Yulie langsung hilang rasanya. Kenapa bisa langsung merasa begitu? Sebab, Yulie teringat diagnosis dokter National University Hosiptal (NUH) yang menangani Mela. "Apa yang dirasakan Mela itu seperti ciri-ciri yang pernah dikatakan dokter di Singapura," kata Yulie.
Saat itu dokter mengatakan bahwa osteosarcoma yang dialami Mela tersebut sudah masuk kategori Metastatic. Itu berarti kanker sudah menyebar ke bagian tubuh lain. Karena jenisnya kanker tulang, biasanya yang diserang berikutnya adalah paru. Melihat kondisi Mela saat itu, bahkan dokter mengatakan bahwa dia hanya punya kesempatan hidup empat bulan setelah operasi penggantian tulang dilakukan.
"Saya memang jujur dengan semua kondisi yang dialaminya. Tapi saya benar-benar menjaga rahasia tentang prediksi usia yang dikatakan dokter itu," tutur Yulie.
Dan memang benar. Batuk berdarah sekaligus sesak napas itu pertanda bahwa sel kanker sudah bersarang di paru-paru. Batuk tersebut meninggalkan rasa tidak enak pada tenggorakan. Mela jadi enggan makan. Mengonsumsi obat pun sudah tak mau lagi.
Dengan keadaan lambung yang nyaris tak terjamah makanan dan tubuh yang tak terproteksi obat, kondisinya semakin menurun.
Perasaan sedih keluarga semakin membuncah. Tapi, lagi-lagi mereka tidak menyerah. Pada awal November, Mela dimasukkan lagi ke rumah sakit. "Dia sudah tidak bisa makan. Saya pikir, alternatif lain ya memasukkan makanan lewat infus," kata Yulie. Pertimbangan lainnya, dengan di rumah sakit, dokter bisa mengobati keluhan sakit yang dirasakannya.
Saat diperiksa, batuk dan sesak yang dirasakan itu diakibatkan penumpukan cairan pada paru-paru kiri Mela. Untuk meringankan pernapasan, cairan tersebut harus dikeluarkan. Yulie tidak menyembunyikan kenyataan itu dari putrinya. Dia biarkan dokter menginformasikan hal tersebut kepada buah hati kesayangannya.
"Dia sempat tanya sama dokter, kenapa dokter bisa tahu ada cairan di paru-paruku? Dokternya menjawab, ya dari hasil foto rontgenmu, Mela," kenang istri pemilik jasa travel Citigo itu.
Penyedotan pertama dilakukan pada Minggu lalu (2/11). Dokter menyedot 700 cc cairan yang ada di sana. Penyedotan pertama itu masih menyisakan cairan sehingga harus dilakukan penyedotan lagi. Untuk tindakan kali kedua tersebut, Mela sempat menolak. Menurut Yulie, Mela bilang, "Biarkan Tuhan yang mengeringkan paru-paruku, Mami."
Yulie tak memaksa. Dia memberikan pengertian kepada putrinya itu bahwa semua yang terjadi memang atas kuasa Tuhan. "Tapi, Tuhan juga memeberi kesempatan pada orang yang ahli untuk mengeringkan paru-paru dia," katanya. Setelah mendengar itu, Mela pun mau melakukan penyedotan kali kedua.
Selama menjalani hari-hari di RS, Yulie mengatakan, Mela sempat berkata sudah tidak tahan dengan sakit yang dideritanya itu. Dia juga sudah bosan harus berbaring terus. Dia kangen ingin pulang ke rumah. Tapi, aktivis gereja tersebut terus meyakinkan Mela agar tak berhenti berdoa. Mela tak boleh menyerah dan harus yakin bahwa keajaiban tetap bisa datang sewaktu-waktu.
"Yang luar biasa, di tengah kondisinya yang seperti itu, dia sempat mendoakan kami," kata Yulie. "Dia taruh kedua tangannya di atas kepala kami berdua, dia bilang Tuhan tolong kuatkan Mami dan Papi supaya tetap bisa menjaga Mela," ungkap Yulie pelan.
Mela juga mendoakan supaya bisnis papanya lancar, usaha mamanya lancar, dan sekolah kakaknya berhasil. "Dia juga sempat SMS kakaknya. Dia bilang, thanks for being beautiful brother.''
Senin pagi (10/11) sekitar pukul setengah enam pagi, Mela masih tersadar, bahkan sempat mengobrol sejenak dengan Yulie. Setelah itu, dia tidur. Tapi, tidurnya tidak seperti biasa. Menurut Yulie, biasanya setelah tiga jam tidur, Mela akan terbangun. Akan tetapi, saat itu, Mela tidak bangun-bagun hingga siang. Yulie berpikir, jangan-jangan waktunya memang sudah dekat. Yulie hanya bisa menguatkan diri. "Saya bisikkan ke telinganya. Mela, Mami dan Papi sudah rela bila Mela ingin pergi. Mela akan menemukan jawaban Tuhan," katanya.
Begitu kata-kata itu usai dibisikkan, Mela yang sudah tidak sadarkan diri meneteskan air mata. Melihat itu, tangis Yulie pecah. Dia tahu, meski dalam kondisi tak sadar, Mela tetap mendengar.
Menginjak pukul 19.00, kondisi Mela makin melemah. Setengah jam kemudian, dengan ditunggui kedua orang tua, kakak, teman, dan ratusan kerabat dari jemaat gereja, Mela mengembuskan napas terakhir. Mela pergi bertepatan dengan berakhirnya lagu rohani Halleluyah yang diputar di kamar rawat inapnya.
Sebuah kisah nyata yang dialami seorang gadis yang tidak pernah menyerah.
Seorang gadis berumur 13 tahun,
telah mengalami sebuah proses yang panjang dan penuh sakit.
Operasi yang cukup menakutkan ia lewati demi mendapatkan kesembuhan.
Demi dapat menari bersama dengan teman-temannya.
Demi bercanda dengan temannya.
Demi berkumpul bersama keluarganya.
Mela hanya ingin bertahan hidup lebih lama…
Apakah hal itu berlebihan? Keinginan untuk bertahan hidup adalah hak setiap orang tergantung seberapa besar, keinginannya untuk berjuang. Semangat juang adalah hal yang patut dimiliki setiap orang, dalam keadaan senang ataupun dalam keadaan susah. Semangat untuk bertahan, selayaknya pohon kelapa diatas gunung, yang bergoyang kian kemari diterpa angin. Pohon diatas gunung akan tetap berdiri kokok dan tegak, walau guncangan ringan dan berat datang menerpa!
Bagaimana dengan kita umat manusia?
Seringkali, kita terlalu sering mengeluh.
Merasa kurang beruntung, sehingga membandingkan kekayaan, pekerjaan, penghasilan dan apa yang dimiliki dengan orang lain.
Merasa kurang cantik, setelah membandingkan diri dengan teman, tetangga, istri teman suami atau saudara-saudara, bagkan sampai mengeluarkan biaya yang sangat besar agar terlihat cantik. Ingin secantik orang lain.
Merasa kurang pandai, sehingga berusaha menggunakan waktu berjam-jam dengan melupan keluarga dan orang-orang terdekat dengan belajar dan belajar.
Merasa sangat tak berarti karena tidak berasal dari keluarga yang berada(kaya), sehingga memposisikan diri sebagai seorang tak akan beruntung, karena berasal dari keluarga kebanyakan.
Sangat banyak merasa kurang ini dan kurang itu..dengan segudang kekurangan-kekurangan....yang tidak akan pernah habisnya.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Semua adalah akibat dari selalu melihat ke atas.. cobalah untuk belajar melihat. Belajar untuk melihat ke bawah. LIHATLAH KE BAWAH…
Sadarkah kita bahwa masih sangat banyak sekali orang yang JAUH kurang beruntung daripada kita. Sangat banyak sekali orang yang jauh tidak sebahagia anda saat ini. Disaat bencana alam yang terjadi disana sini membuat kehidupan mereka tak menentu, penuh ketakutan. Atau disaat sebagaian orang harus rela menanti makanan yang kunjung tiba, akibat kurang pangan. Apakah anda masih mengeluh dan merasa tidak seberuntung orang disekitar anda?
Seorang gadis kecil Mela, hanya berharap untuk bertahan hidup lebih lama. Dan ia harus melewati semua proses panjang dalam hidupnya yang sangat singkat.
Teman, mari Bersyukur......Bersyukurlah….
Bersyukur atas kesempatan bahwa saat ini masih sempat membaca blog saya, sehingga bisa membagikan kepada teman yang lain, sehingga semakin banyak orang yang akan menyadari betapa beruntungnya saya dan kita semua.
Bersyukur atas kesempatan diberi umur panjang, sampai pada saat ini masih sehat dan penuh energic untuk beraktifitas sepanjang hari.
Bersyukur atas perkerjaan yang sedang anda tekuni saat ini, sehingga setiap akhir bulan bisa mendapatkan penghasilan untuk digunakan bagi keperluan sehari-hari.
Bersyukur atas kesempatan untuk membagikan apa yang kita miliki. Karena akan tiba saatnya, kita tidak dapt memberikan apa yang kita miliki untuk orang yang membutuhkan. Selagi masih ada waktu berbagi, bersyukurlah karena anda dapat membagi apa yang anda miliki.
Bersyukur atas anak-anak yang kita miliki. Anak adalah warisan cinta antara suami dan istri.
Berpuluh bahkan beratus hal yang patut kita syukuri sepanjang hari dalam kehidupan kita.
Tetapi mengapa seringkali manusia mudah patah semangat dan mudah menyerah?
Saat mendapat masalah, dengan mudahnya mengatakan “kenapa jadi begini..”
Atau dengan mudahnya mengatakan “Udahlah.. Ga bisa. Nyerahh aja!”
Atau lebih sering mengatakan, “Udahlah..Males..Capek..” “sudah tidak sanggup lagi”
Apabila anda kehilangan semangat juang, mungkin perlu banyak belajar dari pengalaman Mela. Seorang gadis kecil, berusia 13 tahun yang tidak pernah menyerah. Meskipun menghadapi pengalaman yang bukanlah hal yang kecil.
Menjadi pertanyaan, apakah masalah kamu lebih sukar dan berat dari masalah yang dihadapi Mela?
Jika jawaban kamu "YA". Mengapa kamu tidak belajar untuk terus berjuang layaknya Mela.
Apakah anda harus menunggu seseorang yang selalu lebih kuat dari anda
untuk menjadi contoh kuat bagi anda?
Mengapa tidak berpikir bahwa kamu pun bisa melebihi seorang Mela?
Ya, kamu bisa! Pasti bisa! Hanya dibutuhkan kemauan dan kerja keras!
Dan semboyan "Jangan pernah menyerah" Tuhan selalu memiliki maksud terbaik bagi kehidupan masing-masing manusia. Dia memiliki rencana terbaik bagi masing-masing individu ciptaan tanganNya, biji mataNya, umat kepunyaanNya.
Karena tidak ada manusia yang sempurna di muka buki ini, tetapi yang ada adalah manusia yang bijak. Manusia bijak adalah sangat tahu tentang, kapan dia harus mulai berubah dan kapan dia harus tetap pada pendiriannya. Seseorang yang bijak selalu bersedia untuk dibentuk, selalu siap untuk diproses untuik menjadi seseorang yang lebih baik dan lebih berkenan di hadapanNya.
Ujian adalah suatu proses untuk menjadi sesuatu. Dia memiliki segala rencana terbaik bagi masing-masing kita.
Untuk itu tetaplah kuat,
tetap berjuang,
tetaplah semangat,
tetap setia,
tetap tekun berdoa,
dan tetap berserah.
Dia memiliki hal terbaik bagi masing-masing umatNya!
Tetap semangat!
Jakarta, 1 September 2010, 12.00 pm
Tuesday, August 31, 2010
Jangan Menyerah "Never Give Up"
BACA ARTIKEL LAINNYA:
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comments:
sedih tapi punya semangat yg kuat tuk ttp bertahan tapi Tuhan menentukan jalan hidup mela, smoga kisah mela ini menjd pemacuh bagi yg membaca tuk jangan pernah menyerah dalam keadaan apapun..........
Post a Comment